Bagi kita para memilik atau pengelola website, mungkin sudah familiar menggunakan Platform WordPress sebagai CMS untuk mengatur konten website kita. Walaupun tidak ada kewajiban untuk melakukan backup secara rutin, ada baiknya kita melakukan hal tersebut sebagai antisipasi jika terjadi sesuatu yang tidak kita inginkan.
Ada beberapa alasan mengapa kita perlu melakukan backup:
- Mengembalikan konten dan setting website akibat website terkena serangan orang jahil (hacker),
- Mengembalikan setting website karena terjadi kesalahan saat melakukan melakukan perubahan/edit script pada theme yang kita gunakan,
- Memindahkan konten dan setting website saat pindah hosting atau memindah website dari local pc ke hosting.
Ada dua langkah yang dapat dilakukan untuk backup Wordpress
- Backup Database
– Login ke cpanel
– Klik icon Backups
– Di section parital backup, klik database yang akan dibackup
– Simpan file backup database dengan bentuk/format .sql.gz (ke dalam komputer lokal)
catatan: Sebaiknya simpan dengan format berikut : {namadatabase}.host.{yyyy-mm-dd}.sql.gz, agar mempermudah pencarian berdasarkan tanggal backup
Setelah melakukan backup database kita lakukan backup folder wp-content - Backup folder wp-content
– Klik icon file manager pada cpanel untuk membuka file manager pada hosting
– Klik kanan pada folder wp-content, klik Compress– Isikan nama file untuk pembuatan file arsip zip lalu klik Compress File(s)
catatan: Sebaiknya simpan dengan format berikut : wp-content.{namawebsite}.host.{yyyy-mm-dd}.zip
– Download file zip tersebut untuk disimpan ke dalam PC lokal.
– Dengan demikian kita akan memiliki dua file backup, semisal: order.host.2015-03-11.zip dan wp-content.order.host.2015-03-11.zip
Pertanyaannya, mengapa harus ada kata host? Jawabnya adalah untuk membedakan database dan wp-content backup antara hosting dan local pc/laptop kita. Karena bisa jadi kita punya file backup saat develop/pembuatan di local PC.
Ukuran file backup sangat tergantung dari konten website kita, semakin banyak konten (terutama foto/gambar) maka ukuran file-file backup tersebut semakin besar. Hal ini perlu diperhatikan sesuai dengan disk space yang tersedia di hosting kita.
Demikian panduan Cara Backup Website WordPress pada cPanel ini, mudah-mudahan bermanfaat untuk kita. Pada artikel berikutnya kita akan coba ulas langkah-langkah untuk restore/mengembalikan wordpress menggunakan file ini.